Free Games IDN – Game open world sering kali menjadi sorotan di industri video game karena memberikan kebebasan eksplorasi yang luar biasa. Namun, tidak semua game yang masuk kategori ini berhasil memenuhi ekspektasi, terutama ketika hype yang mengelilingi mereka terlalu tinggi. Berikut adalah lima game open world yang menjadi korban dari ekspektasi besar, tetapi gagal sepenuhnya memuaskannya.
5 Game Open World yang Tidak Mampu Memenuhi Ekspektasi Tinggi
1. Cyberpunk 2077 – Janji yang Terlalu Besar untuk Ditunaikan
Ketika Cyberpunk 2077 pertama kali diumumkan oleh CD Projekt Red, game ini menjadi salah satu judul yang paling dinanti dalam sejarah industri game. Dengan rekam jejak studio yang sukses besar melalui The Witcher 3: Wild Hunt, banyak yang mengharapkan Cyberpunk 2077 akan menjadi revolusi dalam genre game open world.
Namun, saat dirilis pada Desember 2020, game ini mengalami banyak masalah teknis, terutama di konsol generasi lama seperti PlayStation 4 dan Xbox One. Bug, crashes, dan performa buruk menjadi keluhan utama, hingga membuat game ini ditarik dari PlayStation Store selama beberapa bulan. Meski Night City sebagai dunia permainan menawarkan desain yang memukau dan cerita yang menarik, berbagai fitur yang dijanjikan seperti AI NPC yang dinamis tidak terpenuhi. Kini, setelah banyak pembaruan, Cyberpunk 2077 berhasil memperbaiki reputasinya, tetapi dampak awal dari kegagalannya masih membekas.
2. No Man’s Sky – Eksplorasi Antarbintang yang Tidak Sebesar Janjinya
No Man’s Sky adalah contoh klasik bagaimana ekspektasi yang terlalu tinggi dapat menjadi bumerang. Sebelum rilis pada tahun 2016, game ini dipromosikan sebagai petualangan open world di luar angkasa dengan dunia yang dihasilkan secara prosedural, menjanjikan miliaran planet untuk dijelajahi. Pemain dijanjikan pengalaman yang mencakup eksplorasi, perdagangan, pertempuran, dan interaksi multiplayer yang luas.
Namun, saat diluncurkan, banyak fitur yang dijanjikan tidak hadir, seperti mekanisme multiplayer yang sebenarnya dan keanekaragaman ekosistem yang terasa repetitif. Kekecewaan besar dari pemain menyebabkan kritik keras terhadap Hello Games. Untungnya, studio ini bekerja keras selama bertahun-tahun untuk memperbaiki game, dan kini No Man’s Sky adalah salah satu game yang paling dihormati berkat dukungan pasca-rilis yang konsisten. Meski demikian, pelajaran dari No Man’s Sky adalah bahwa janji besar harus sejalan dengan produk yang dikirimkan.
3. Anthem – Dunia yang Indah Tanpa Nyawa
Dikembangkan oleh BioWare dan diterbitkan oleh Electronic Arts, Anthem adalah salah satu game yang diharapkan menjadi pesaing besar dalam genre open world multiplayer. Trailer awalnya memukau, menampilkan dunia alien yang indah, mekanisme terbang menggunakan javelin suits, dan janji pengalaman bermain yang kooperatif dan dinamis. game gratis online ini menjadi sorotan sebelum peluncuran pada tahun 2019.
Namun, ketika dirilis, Anthem menghadirkan dunia yang terasa kosong dan repetitif. Meskipun gameplay dasarnya seperti terbang dan bertempur cukup memuaskan, kurangnya konten endgame, alur cerita yang dangkal, dan masalah teknis membuat banyak pemain merasa kecewa. Game ini gagal mempertahankan basis pemainnya, dan meskipun ada rencana untuk memperbaiki game ini melalui proyek bernama Anthem Next, proyek tersebut akhirnya dibatalkan pada tahun 2021. Anthem menjadi contoh bagaimana hype tanpa realisasi yang solid dapat merusak reputasi sebuah game.
4. Watch Dogs – Teknologi yang Tidak Sebanding dengan Harapan
Saat diumumkan pertama kali pada E3 2012, Watch Dogs dari Ubisoft langsung mencuri perhatian. situs game online gratis ini menjanjikan gameplay inovatif yang memanfaatkan kemampuan peretasan (hacking) untuk mengendalikan kota Chicago yang dipenuhi teknologi canggih. Trailer awalnya menampilkan grafis yang luar biasa dan mekanisme yang tampak revolusioner.
Namun, saat dirilis pada tahun 2014, grafisnya jauh dari yang dijanjikan, dan mekanisme gameplay terasa kurang mendalam. Dunia open world-nya pun sering dikritik karena kurangnya interaksi dan elemen dinamis, menjadikannya terasa kosong. Meskipun secara keseluruhan game ini tidak sepenuhnya buruk, Watch Dogs gagal memenuhi ekspektasi tinggi yang dibangun dari trailer awalnya. Ubisoft belajar dari kesalahan ini, dan sekuelnya, Watch Dogs 2, berhasil memperbaiki banyak kelemahan dari game pertama.
5. Fable Legends – Janji yang Tidak Pernah Terwujud
Seri Fable selalu dikenal sebagai salah satu franchise open world yang unik dengan elemen humor, fantasi, dan kebebasan untuk membuat keputusan moral. Ketika Fable Legends diumumkan sebagai judul terbaru dari seri ini, banyak penggemar yang menantikannya. Game ini dirancang sebagai pengalaman kooperatif multiplayer di mana pemain dapat bekerja sama atau melawan satu sama lain.
Sayangnya, Fable Legends menjadi korban dari pengelolaan proyek yang buruk dan ekspektasi yang tidak realistis. Lionhead Studios, pengembang game ini, kesulitan menyatukan elemen-elemen game yang direncanakan. Pada akhirnya, game ini dibatalkan sebelum sempat dirilis pada tahun 2016, dan Lionhead Studios pun ditutup. Fable Legends tidak hanya gagal memenuhi harapan, tetapi juga menandai akhir dari salah satu studio game yang paling dihormati di industri ini.
Baca Juga : 5 Game Balap Legendaris yang Berawal sebagai Eksklusif PC
Kelima game di atas adalah pengingat bahwa hype yang berlebihan tanpa pengelolaan yang baik dapat menjadi pedang bermata dua. Ekspektasi yang terlalu tinggi, terutama yang didorong oleh promosi besar-besaran, dapat membuat kekecewaan terasa lebih tajam ketika produk akhir tidak memenuhi standar yang dijanjikan. Meski beberapa game seperti No Man’s Sky dan Cyberpunk 2077 berhasil bangkit kembali, pelajaran yang bisa diambil adalah bahwa janji besar harus selalu dibarengi dengan hasil yang nyata.